LAPORAN
KIMIA
PENGAMATAN
TEKANAN OSMOSIS
PADA
WORTEL

Disusun
oleh :
1.
Ayudika
Ngesti Hamdani (05)
2.
Endang
Setiati (11)
3.
Inayatus
Sholikhah (13)
4.
Siti
Khotimah (33)
Kelas
: XII IPA 4
SMA
Negeri 4 Pekalongan
Tahun
Pelajaran 2013/2014
MENGAMATI
GERAK OSMOSIS
PADA
WORTEL
A.
Tujuan
Mengamati peristiwa tekanan osmosis pada
wortel dengan larutan garam dapur pekat.
B.
Landasan
Teori
Osmosis
merupakan perpindahan ion atau molekul dari larutan hipotonis (konsentrasi
pelarut tinggi, konsentrasi zat terlarut rendah) ke hipertonis
(konsentrasi pelarut rendah, konsentrasi zat terlarut tinggi). Pada dasarnya,
osmosis termasuk peristiwa difusi yang melewati membran semipermeabel. Suatu
larutan memiliki tekanan osmotik tertentu yang dapat diukur menggunakan osmometer.
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.
Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan – larutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
Larutan isotonik adalah suatu larutan yang mempunyai konsentrasi zat terlarut yang sama (tekanan osmotik yang sama) seperti larutan yang lain, sehingga tidak ada pergerakan air.
Larutan isotonik dengan larutan pada sel tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul yang melewati membran biologis tidak sempurna. Larutan-larutan yang tersisa dalam kesetimbangan osmotik yang berhubungan dengan membran biologis tertentu disebut isotonik. Ini berbeda dengan larutan – larutan iso-osmotik yang tidak melibatkan pergerakan jaringan molekul ketika dipisahkan oleh membran semipermeabel. Sebuah larutan yang mempunyai konsentrasi garam yang sama contohnya sel-sel tubuh yang normal dan darah. Hal ini juga berbeda dengan larutan hipertonik ataupun larutan hipotonik. Minuman isotonik dapat di minum untuk menggantikan fluida dan mineral yang digunakan tubuh selama aktifitas fisik.
Larutan hipotonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih rendah (tekanan osmotik lebih rendah) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke dalam sel. Dengan menempatkan sel dalam lingkungan hipotonik, tekanan osmotik menyebabkan jaringan mengalirkan air ke dalam sel, sehingga menyebabkan sel pecah dan tidak berfungsi.
Larutan hipertonik adalah suatu larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (tekanan osmotik yang lebih tinggi) dari pada yang lain sehingga air bergerak ke luar sel. Dalam lingkungan hipertonik, tekanan osmotik menyebabkan air mengalir keluar sel. Jika cukup air dipindahkan dengan cara ini, sitoplasma akan mempunyai konsentrasi air yang sedikit sehingga sel tidak berfungsi lagi.
C.
Alat dan Bahan
1.
Alat
· Baskom
· Sendok
2.
Bahan
· Wortel
· Garam
· Air
D.
Cara Kerja
1.
Membuat larutan garam dengan takaran 9 : 1 pada
air dan garam.
2.
Masukan wortel
kedalam larutan garam.
3.
Diamkan selama kurang lebih 6 jam.
4.
Amati perubahan ukuran wortel pada larutan garam
setiap 6 jam sekali.
E.
Data Pengamatan
Berdasarkan pengamatan wortel yang berisi larutan garam pekat, wortel
akan menyusut (mengkerut) dari ukuran
sebelumnya setelah ± 6 jam kemudian. Berikut
kami sertakan data pengamatannya.
No
|
Bahan
|
Waktu
|
Perubahan yang terjadi
|
1.
|
Wortel
|
6 jam
|
-Sedikit mengkerut
-Larutan garam berkurang sedikit
|
2.
|
Wortel
|
12 jam
|
-Lumayan mengkerut
-Larutan garam lumayan berkurang
|
3.
|
Wortel
|
18 jam
|
-Mengkerut
-Larutan berkurang agak banyak
|
4.
|
Wortel
|
24 jam
|
-Sangat mengkerut
-Larutan garam berkurang banyak
|
F.
Kesimpulan
Osmosis merupakan bergeraknya air dari
larutan yang konsentrasinya lebih rendah ke konsentrasi yang lebih tinggi.
Dalam praktikum yang telah kami lakukan, dapat disimpulkan bahwa wortel yang
dimasukkan ke dalam larutan garam mengalami penurunan berat dari berat semula.
Hal ini dikarenakan air yang berada dalam bahan memiliki konsentrasi lebih
rendah dari konsentrasi larutan diluarnya sehingga air yang berada dalam wortel
tersebut bergerak ke larutan di luarnya.
G.
Lampiran
|
|
|



|
|
|



DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar